Minggu, 26 Oktober 2014

Menteri Kabinet Kerja Sudrman Said (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral)


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia ke-15
Masa jabatan
2014–2019
Presiden Joko Widodo
Didahului oleh Jero Wacik
Chairul Tanjung
(Pelaksana Tugas)
Direktor PT Pindad
Informasi pribadi
Lahir 16 April 1963 (umur 51)
Bendera Indonesia Brebes, Jawa Tengah, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Anak 6
Agama Islam
Inilah profil Sudirman Said yang ditunjuk sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Kabinet Kerja Jokowi-JK. Penunjukkan dirinya sebagai bos di kementerian yang mengelola kekayaan bumi nusantara di sektor energi serta sarat dengan kepentingan politik dan bisnis ini memang mengejutkan banyak pihak. Ia sebelumnya sama sekali tidak muncul sebagai calon Menteri ESDM di berbagai media melainkan nama seperti Kuntoro Mangkusubroto, Pramono Anung dan Kurtubi .
Sudirman yang baru 6 bulan menjabat sebagai Dirut PT Pindad ini disebut-sebut berniat memberantas ketidak beresan di birokrasi terutama sektor migas. Ia dikenal sebagai aktivis anti korupsi, menjadi penggagas serta dan mantan ketua ‎Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Ia juga pernah bekerja dengan Kuntoro Mangkusubroto, menjadi salah satu pimpinan program rehabilitasi Aceh-Nias.
Beberapa kabar menyebutkan Sudirman adalah salah satu anggota dewan pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun ia membantah dirinya terkait dengan PKS walaupun mengaku pernah diminta membantu sebagai anggota “think tank” dulu. Berikut adalah profil dan biodata lengkap beliau yang diperoleh dari berbagai sumber.

Pendidikan


Latar belakang pengetahuan pria kelahiran Brebes 16 April 1963 soal keuangan juga cukup kuat dan memegang Akuntan beregister dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) bahkan dipercaya menjadi Dewan Pengurus Nasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Ia memang menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1990. Ia kini juga aktif dalam ikatan alumni sekolah tinggi ini. Ia dipilih sebagai Ketua Umum Ikanas Keuangan-STAN untuk periode 2013-2016. Gelar Master Bidang Administrasi Bisnis diperolehnya dari George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat (1994)
.

Aktivis Anti Korupsi


Kiprah Sudirman di bidang pemberantasan korupsi ia wujudkan dengan mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Bersama beberapa aktivis anti korupsi lainnya seperti Erry Riana (Mantan Pimpinan KPK), Kuntoro Mangkusubroto (Kepala UKP4). Sri Mulyani (Mantan Menteri Keuangan), dan beberapa tokoh lainnya.
Sudirman bersama MTI mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia dengan mendorong penyelesaian beberapa kasus rasuah. Beberapa kasus yang pernah didorong untuk diselesaikan oleh Sudirman MTI antara lain:
Mendirikan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Salah satu usaha yang dilakukan Sudirman untuk mendukung gerakan anti korupsi adalah dengan menciptakan dunia usaha yang sehat. Bersama beberapa pegiat anti rasuah, Sudirman membentuk IICG. Didirikan pada 2 Juni 2000 IICG lahir untuk memasyarakatkan konsep, praktik, dan manfaat Good Corporate Governance (GCG) kepada dunia usaha.
IICG merupakan salah satu peran masyarakat sipil untuk mendorong terciptanya dunia usaha Indonesia yang terpercaya, etis, dan bermartabat. Organisasi independen ini juga mendorong dan membantu perusahaan-perusahaan dalam menerapkan konsep Tata Kelola (Corporate Governance). Sudirman mendirikan IICG bersama Erry Riyana, Kuntoro Mangkusubroto, Mar’ie Muhammad, dan beberapa tokoh lainnya.
Transparansi Anggota Kabinet
Pada tahun 2001 saat menjabat menjadi Ketua MTI Sudirman mendorong agar menteri yang terpilih dapat melepaskan jabatannya di parpol dan keterlibatannya dalam dunia usaha. Menurut Sudirman jabatan di partai politik dan keterlibatan dalam bisnis sangat mempengaruhi kredibilitas menteri bersangkutan. Pernyataan ini diungkapkan Sudirman dalam perayaan ulang tahun ke 3 MTI yang berdekatan dengan pembentuka Kabinet Gotong Royong.
Korupsi Penyelewengan Dana Pemilu oleh Anggota KPU
Sudirman bersama Todung Mulya Lubis (aktivis anti korupsi) dan Imam B Prasodjo (sosiolog) mendorong Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menyampaikan hasil audit terkait dugaan korupsi oleh KPU pada Pemilu 2004. Sudirman yang merupakan Ketua Badan Pelaksana MTI, bersama Todung dan Imam mendorong agar Ketua BPK dapat menemui Ketua KPK untuk mempercepat penyelesaian kasus korupsi terkait penyelewengan dana Pemilu.
Penyelesaian Kasus Bibit Chandra (Cicak versus Buaya)
Sudirman bersama Rhenald Kasali dan Bambang Harimurti selaku pendiri MTI mendorong agar dua pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah tidak dikriminalisasi. Sudirman menilai kasus kriminalisasi Bibit dan Chandra adalah kemunduran dalam upaya pemberantasan korupsi
.

Perjalanan Karir


Sebelum diangkat men-jadi Direktur Utama di PT. Pindad (Persero), Sudirman Said sudah berpengalaman di beragam institusi dan juga perusahaan. DI Era tahun 2003-2005 Sudirman Said menjabat selaku Direktur Keuangan & Admin, PT. Petrokimia Nusantara Interindo. Beliau jua pernah menjabat di sejumlah posisi di PT. Pertamina (Persero), salah satunya Staf Pakar Direktur Utama (2007-2008).
Sudirman Said bukanlah nama baru di sektor ESDM. Sejumlah jabatan eksekutif baik BUMN maupun perusahaan swasta bidang ESDM pernah diemban laki-laki kelahiran Brebes, 16 Bulan april 1963. Sudirman tercatat pernah berkarir di BUMN MIGAS, PT Pertamina (Persero).
Pada Awalnya, Sudirman Said dipercaya men-jadi Staf Pakar Dirut Pertamina kepada era Ari Soemarno. Selanjutnya, Sudirman Saiddipercaya selaku Sekretaris Perusahaan, se-belum menduduki posisi strategis selaku Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC).
Sudirman Said juga pernah menjabat Wakil Dirut PT Petrosea Tbk dan juga Group Chief of Human Capital and Corporate Services di PT Indika Energy Tbk. Ke-2 perusahaan terbuka tersebut bergerak di bidang energi dan juga pertambangan. Namun, Sudirman Said belum kebanyakan berkiprah di birokrasi pemerintahan.
Sudirman Said diketahui pernah menjabat Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan juga Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias Bidang Pengembangan Kelembagaan dan juga Sumber Daya Manusia.
.

Direktur Utama PT Pindad


Setelah malang melintang di gerakan anti korupsi dan bisnis, Sudirman Said dipercaya menjadi Direktur Utama PT Pindad (Persero) sebuah perusahaan negara bidang persenjataan. Sudirman menggantikan posisi Tri Hardjojo yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Pindad. Sudirman mulai menjabat menjadi direktur utama perusahaan negara ini pada 4 Juni 2014 melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK – 118/MBU/2014.
Di awal masa jabatannya, Sudirman langsung melakukan beragam inovasi untuk perusahaan yang memiliki sekitar 3000-an karyawan ini. Inovasi yang ia lakukan yakni menjalin kerjasama dengan dengan pebisnis senjata internasional. Hal ini ia lakukan sebagai upaya untuk mempercepat alih teknologi sekaligus mengadopsi disiplin kerja dan budaya perusahaan asing.
Kerjasama dengan pebisnis senjata internasional ia lakukan dengan meneken memorandum kesepahaman dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) di Pretoria, Afrika Selatan pada pertengahan September 2014. Ia juga sedang menyiapkan pabrik turret (persenjataan di atas tank) di Bandung bekerjasama dengan Belgia.
Selain membuka kerjasama dengan pihak asing untuk alih teknologi dan budaya perusahaan, Sudirman juga berusaha memberantas calo persenjataan yang merugikan negara. Hal itu ia wujudkan dengan membuat PIndad mampu menyediakan data pembanding Menurutnya para calo senjata mendapat keuntungan karena informasi yang asimetris. Sudirman mendorong agar Pindad juga dapat memiliki informasi spesifik mengenai sebuah senjata agar calo tidak bisa menaruh harga sembarangan untuk sebuah senjata.
.

Menteri ESDM dan Kontroversi Penunjukan


Karier cemerlang Sudirman Said di bidang energi dan migas serta gerakan anti korupsi membawanya dipilih menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019. Ia menggantikan Chairul Tanjung sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM. Chairul menggantikan Jero Wacik yang mengundurkan diri sebagai Menteri ESDM karena tersangkut kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sudirman mengatakan akan mengembalikan kepercayaan publik pada kementerian ESDM dengan mengelola kementerian secara profesional dan transparan. Ia dipilih langsung oleh Jokowi yang mengatakan Menteri ESDM harus ada pemimpin dengan leadership yang kuat dan memiliki manajemen pengawasan. Sudirman dinilai memiliki rekam jejak yang memenuhi persyaratan tersebut.
Walaupun demikian, ada beberapa pihak menilai penunjukan Sudirman Said sebagai Menteri ESDM dan Rini Soemarno Menteri BUMN semakin memperjelas sindikasi-skema mafia baru menguasai sektor energi. Hal itu dikatakan analis geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI), Hendrajit dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (25/10/2014).
Menurutnya, Sudirman Said, muncul di politik publik awal 2003, ketika menjual nama Nurcholis Madjid untuk maju capres waktu itu dengan PMKI-nya. Menurutnya, Sudirman Said, dikenal dekat dengan jaringan Medco, sangat kental dengan Arifin Panigoro.
“Sudirman juga dekat dengan Eri Riyana Hardja Pamengkas, saat ini Said Menjabat Dirut PINDAD, Said dikenal dekat dengan jaringan Washington. Sudirman Said dijadikan Menteri ESDM memperburuk wajah Pemerintahan Jokowi,” kata Hendrajit.
Dikatakan Sudirman Said, direkomendasikan oleh Ari Soemarno, yang tak lain ialah kakak kandung Rini Soemarno. Hal itu semakin terlihat kuatnya intervensi keluarga Soemarno, bahkan Megawati pun suaranya kalah. “Sudah pas, Rini Soemarno Menteri BUMN di hilir migas, Ari Soemarno kandidat kuat Komisaris Utama Pertamina, dan penjaga kebijakan dipegang Sudirman Said, untuk mengamankan bisnis migas Medco-nya Arifin Panigoro,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar