Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia ke-5 |
|
---|---|
Petahana | |
Mulai menjabat 27 Oktober 2014 |
|
Presiden | Joko Widodo |
Didahului oleh | Tifatul Sembiring |
Informasi pribadi | |
Lahir | 3 Mei 1959 Bogor, Jawa Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Agama | Islam |
Rudiantara (lahir di Bogor, 3 Mei 1959; umur 55 tahun[1]) adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada Kabinet Kerja (2014–2019). Ia merupakan profesional di bidang telekomunikasi dan pernah berkarier di Indosat, Telkomsel, Excelcomindo (kini XL Axiata), dan Telkom.[2] Pada saat ditunjuk menjadi menteri, ia menjabat sebagai anggota komisaris di Indosat.
Pendidikan
Ia memulai pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran dan meraih
gelar sarjana pada 1994. Ia melanjutkan ke IPPM, Universitas Indonesia,
dan meraih MBA pada tahun 1988. [3]
Karier
Ia memulai karier ada tahun 1996 di Indosat sebagai General Manager Business Development. Ia juga pernah menjadi Chief Operating Officer
PT Telekomindo Primabhakti sejak 1996 dan menduduki beberapa jabatan
eksekutif selama 11 tahun di Indosat dan Telkomsel hingga 2006. Ia
menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Semen Gresik (Persero),
Presiden Direktur dan CEO PT Bukit Asam Transpacific Railways dan PT
Rajawali Asia Resources. Ia pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) sejak 2008 dan kemudian menjadi
direkturnya, Direktur Hubungan Korporat PT XL Axiata Tbk dari Maret 2005
hingga 2008 dan sekaligus sebagai direkturnya. Lalu sebagai Direktur
Penjualan dan Pemasaran untuk Solusi Bisnis pada Juni 2003. Ia juga
pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT Semen Indonesia (Persero), Tbk
dan Semen Gresik Persero, juga sebagai Direktur. [3]
Terakhir, ia menjadi sebagai Presiden Komisaris PT Rukun Raharja
sejak 11 Juni 2014. Ia juga Komisaris Independen PT Indosat Tbk sejak 1
November 2012. Ia juga dipercaya sebagai Komisaris Independen di PT
Telekomunikasi Indonesia sejak 1 Januari 2011 hingga Mei 2012, dan telah
menjadi Komisionaris sejak September 2008. Ia juga menjadi Sekretaris
Jenderal Asosiasi Telepon Selular Indonesia.[3]
Selama di PLN, ia menjadi terkenal setelah terlibat dalam pencarian
pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik
10 ribu megawatt. Setelahnya, ia mengundurkan diri karena merasa telah
menyelesaikan tugas profesional yang diberikan dan mendapat tawaran
menarik lainnya. [4] Karena merasa sayang dengan bakat yang dimilikinya, pemerintah berusaha untuk memberinya posisi di Indosat.[5] Pada tanggal 17 September 2012, ia diangkat menjadi Komisaris.[6]
Penunjukan sebagai menteri
Rudiantara menyisihkan nama-nama lain seperti Niken Widiastuti, Dirut
RRI, Richardus Eko Indrajit, Ketua APTIKOM, Gatot S. Dewa Broto, Deputi
Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Mantan Humas Kemenkomifo
maupun Onno W. Purbo, Akademisi dan Praktisi TI.[7]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar