Menteri Badan Usaha Milik Negara ke-6 |
|
---|---|
Petahana | |
Mulai menjabat 27 Oktober 2014 |
|
Presiden | Joko Widodo |
Didahului oleh | Dahlan Iskan |
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia ke-29 | |
Masa jabatan 10 Agustus 2001 – 22 Oktober 2004 |
|
Presiden | Megawati Soekarnoputri |
Didahului oleh | Luhut Binsar Panjaitan |
Digantikan oleh | Mari Elka Pangestu Andung A. Nitimiharja |
Informasi pribadi | |
Lahir | 9 Juni 1958 Maryland, Amerika Serikat |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Soewandi (cerai) |
Alma mater | Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat |
Profesi | Pengamat ekonomi, Komisaris Aora TV |
Agama | Islam |
Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-M. Jusuf Kalla menunjuk Rini
Mariani Soemarno sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode
2014-2019.
Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan "Kabinet Kerja" di halaman Istana Kepresidenan, Minggu (26/10/2014), pukul 17:15 WIB. Seluruh calon menteri hadir mengenakan seragam putih.
"Beliau
adalah dari kalangan professional, kaya pengalaman sebagai CEO di
perusahaan besar, pekerja keras. Dia ketua tim transisi, pernah menjadi
Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Saya menilai dia sebagai pekerja
yang cepat, eh bukan, tercepat, dia lincah," ujar Presiden Jokowi.
Rini
menggantikan Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II Dahlan
Iskan yang menjabat sejak 19 Oktober 2011 menggantikan menteri
sebelumnya Mustafa Abubakar.
Berdasarkan catatan Bisnis,
Rini Soemarno cukup lama masuk ke dalam birokrasi pemerintahan di
Indonesia. Rini ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kantor
Transisi.
Bekas Menteri Perindusterian dan Perdagangan pada
kabinet Gotong Royong 2001-2004 ini memang dikenal dekat dengan Ketua
Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Wanita kelahiran
Maryland Amerika Serikat, 9 Juni 1958 ini pertama kali memasuki
birokrasi pemerintahan saat menjabat sebagai Wakil Kepala Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jakarta pada 1998.
Dia
mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Wellesly College Massachusetts
AS pada 1981. Dia menjabat sebagai Menperindag menggantikan Luhut Binsar
Panjaitan dan kemudian diteruskan oleh Mari Elka Pangestu.
Rini
menjadi Menperidag ke-29 dengan masa jabatan 10 Agustus 2001 hingga 22
Oktober 2004. Mantan istri Soewandi ini memiliki 3 orang anak. Sebelum
bercerai, Rini dikenal dengan nama Rini M. Soewandi.
Perjalanan
karir profesional Rini memang cukup panjang. Rini terakhir kali memegang
jabatan sebagai Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia.
Pada
awal karirnya, Rini menjabat Pengurus Pinjaman Bank Dunia untuk
Negara-negara Asia Afrika, Departemen Keuangan Amerika Serikat, AS
(1979-1980).
Dia kemudian berkarir sebagai Trainee Departemen
Keuangan AS, Office of Multilateral Development Bank, AS (1981-1982).
Namun, Rini kemudian kembali ke Indonesia dengan menjadi Trainee
Citibank N.A, Jakarta (1982).
Karier Rini gemilang di Citibank.
Dia kemudian diapuk menjadi Asisten Manager Citibank N.A, Jakarta
(1982-1983), lalu Manager Citibank N.A, Jakarta (1984-1988), Asisten
Vice President Citibank N.A, Jakarta (1986-1988), hingga menjadi Vice
President Citibank N.A, Jakarta (1988-1989).
Pindah dari Citibank,
Rini menjadi GM Finance Division PT Astra International, Jakarta
(1989). Setahun kemudian, Rini langsung ditunjuk menjadi Direktur
Keuangan PT Astra International, Jakarta (1990).
Di Group Astra,
Rini menduduki pucuk pimpinan dengan menjabat sebagai Direktur Utama PT
Astra International Tbk., Jakarta (1998-2000).
Disela-sela itu,
Rini sempat menjabat sebagai Komisaris Bank Universal, Wakil Presiden
Komisaris PT United Tractors, Komisaris PT Bursa Efek Jakarta, dan
Komisaris PT Astra Agri Lestari.
Lepas dari Group Astra, Rini
kemudian menjabat sebagai Komisaris PT Agrakom - Bidang Bisnis Internet,
Jakarta (2000). Kemudian Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo
(2000-2001), dan Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia (2005).
Selain
itu, Rini juga memiliki kegiatan di luar perusahaan dengan menjadi
Ketua Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan Penasihat Ahli Keuangan
Koperasi Pegawai Negeri, khususnya pada Bank Kesejahteraan Ekonomi.
Kendati
demikian, rekam jejak Rini sempat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) terkait penyelidikan Surat Keterangan Lunas (SKL) dalam
Bantuan Likuiditas Bank Bank Indonesia (BLBI) pada Juni 2013.
Joko
Widodo pernah menyatakan keyakinan atas kredibilitas Rini Soemarno
meski pernah diperiksa KPK. "Jangan bilang diduga-duga. tidak boleh
menduga seperti itu. Kalau sudah ditangkap, itu baru bisa," ujar Jokowi
pada Agustus lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar