ANALISIS LEVERAGE OPERASI DAN
LEVERAGE KEUANGAN
Hardi (F01110023)
Dalam analisis mengenai Leverage,
leverage dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu :
a. Operating leverage, merupakan
penggunaan aktiva dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap.
b. Financial leverage, adalah penggunaan
modal pinjaman disamping modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar
beban tetap berupa bunga.
Konsep operating dan financial Leverage adalah bermanfaat
untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam manajemen
keuangan, Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources of founds)
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat
variabel, maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan
laba. Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk
menghasilkan laba diperlikan tingkat penjualan minimum tertentu.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terkait dengan
operasi perusahaan, sehingga tidak ada kaitannya dengan penjualan perusahaan. Karena
biaya tetap tidak terkait dengan penjulan perusahaan, maka biaya ini menjadi
risiko yang hasus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tetap perusahaan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Biaya tetap operasi
Adalah biaya tetap dari aktivitas
operasional perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko
operasional. Biaya ini seperti biaya sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian
administrasi, dan lain-lain.
2.
Biaya tetap keuangan
Adalah biaya tetap karena perusahaan
menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Risiko yang ditimbulkan
dari biaya ini disebut risiko keuangan. Biaya ini berupa biaya bunga.
3.
Biaya tetap total
Adalah penjumlahan dari biaya tetap
operasi dan keuangan. Risiko yang ditimblkan dari biaya ini disebut risiko
bisnis atau perusahaan.
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage
dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets
dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuangan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga menigkatkan variabilitas (risko) keuntungan, karena
jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya
tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat
penting terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat
perimbangan antara resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai bentuk keputusan
financial.
A.
LEVERAGE
DAN LAPORAN RUGI LABA
PT ASDB
Laporan Rugi Laba
1 Januari – 31 Desember 1989
( dalam Rp 000,- )
BIAYA TETAP DAN VARIABEL
Biaya variable adalah biaya yang dalam jangka pendek
berubah karena perubahan operasi persuahaan. Biaya variable tersebut meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya pemasaran langsung.
Biaya tetap adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak
berubah karena variabilitas operasi (tingkat output yang dihasilkan) maupun
penjualan. Biaya-biaya tersebut meliputi depresiasi bangunan kantor dan pabrik,
kendaraan, peralatan kantor, asuransi kecelakaan, kesehatan dan gaji manajer.
Biaya semivariabel adalah biaya yang menigkat secara
bertahap dengan kenaikan output. Contohnya adalah gaji manajer
Biaya va
VC
FC
AFC
Output Output
(a)
Variabel (b) Tetap
(b)
Biaya
SVC
Output
( c )
Semivariabel
Dengan adanya biaya tetap pada struktur biaya perusahaan,
maka untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, perusahaan harus mampu
menghasilkan penjualan inimum tertentu. Jika sebua biaya perusahaan bersifat
variable, maka tidak ada risiko bagi perusahaan. Biaya tetap itu dapat diklasivikasikan
menjadi:
- Biaya tetap operasi
- Biaya tetap keuangan
- Biaya tetap total
Bioaya tetap operasi menimbulkan risiko operasi bagi
perusahaan. Biaya ini timbul dari kegiatan operasi keuangan. Biaya tetap
keuangan menimbulkan risiko keuangan. Biaya ini timbul karena penggunaan hutang
sebagai sumber dana perusahaan. Biata tetap total adalah penjumlahan dari biaya
tetap operasi dengan biaya tetap keuangan.
Seluruh biaya tetap itu menimbulkan risiko bagi
perusahaan. Risiko yang ditimbulkan oleh biaya tetap operasi disebut risiko
operasi. Tingkat risiko tersebut secara kuantitaif dapat diukur dengan leverage
operasi. Risiko yang ditimbulkan dari biaya tetap keuangan disebut risiko
keuangan. Tingkat risiko tersebut secara kuantitatif dapat diukur dengan
leverage keuangan. Secara keseluruhan risiko operasi dan risiko keuangan
disebut risiko bisnis atau risiko perusahaan. Tingkat risiko tersebut secara
kuantitatif dapat diukur dengan leverage total.
B. OPERATING LEVERAGE
Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau
biaya modal tetap, maka dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan
menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan
penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih
besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba
sebelum bunga dan pajak disebut dengan (Degree of Operating Leverage) atau disingkat menjadi DOL.
Sementara itu perusahaan yang menggunakan sumber dana
dengan beban tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai financial leverage.
Penggunaan financial leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba
per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bungan
dan pajak (EBIT). Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana denga
biaya tetap ini disebut dengan degree of
financial leverage (DFL).
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
ATAU
∆
EBIT
EBIT
DOL pada
X =
∆
Penjualan
Penjualan
Atau:
(P-V) Q
DOL =
(P-V) Q - F
Setelah menghitung nilai DOL, selanjutnya menganalisis
hasil dari perhitungan DOL. DOL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah
(naik/turun) sebesar m%, maka EBIT akan berubah searan sebesar m% x DOL. Jadi
DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba operasinya.
C. FINANCIAL LEVERAGE
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang
memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan
yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage dengan demikian
menunjukan perubahan lab per lembar saham (earning per share atau EPS) sebagai
akibat perubahan EBIT.
% Perubahan EPS
DFL pada
X =
% Perubahan EBIT
Yang
dapat diformulasikan menjadi :
∆
EPS
EPS
DFL pada
X =
∆ EBIT
EBIT
Atau:
(P-V) Q - F
DFL =
(P-V) Q – F – I
Setelah menghitung nilai DFL, selanjutnya menganalisis
hasil dari perhitungan DFL. DFL dapat diartikan, jika EBIT berubah (naik/turun)
sebesar n%, maka EPS akan berubah searah sebesar n% x DFL. Jadi DFL menunjukkan
tingkat sensitivitas EBIT terhadap EPS.
D. COMBINED LEVERAGE
Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki
baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Degree combined leverage
adalah multiplier atas perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan
penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara
persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan.
% Perubahan EPS
DCL pada
X =
% Perubahan Penjualan
Yang
dapat diformulasikan menjadi :
∆
EPS
EPS
DCL pada
X =
∆
Penjualan
Penjualan
ATAU DCL = DOL x DFL
Setelah menghitung nilai DCL, selanjutnya menganalisis
hasil dari perhitungan DCL. DCL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah
(naik/turun) sebesar m%, maka EPS akan berubah searah sebesar m% x DCL. Jadi
DCL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap EPS.
Seperti halnya degree of operating leverage dan degree of
financial leverage, maka degree of combined leverage juga mengukur resiko
perusahaan secara keseluruhan, baik risiko bisnis maupun risiko financial. Bagi
investor yang ingin menanamkan dananya dalam
hubungannya untuk menentukan tingkat keuntungan yang diminta. Apabila DCL
tinggi berarti resiko perusahaan secara keseluruhan juga tinggi maka investor
juga akan tingkat keuntungan yang tinggi pula. Dengan kata lain perusahaan yang
menggunakan excessive leverage akan menanggung beban tetap yang lebih tinggi
pula kemudian beban tetap yang lebih tinggi ini cenderung akan offset
keuntungan karean penggunaan leverage, dan akhirnya penggunaan leverage yang excessive
akan menyebabkan harga pasar saham menurun yang berarti nilai perusahaan juga
kemakmuran pemegang saham menurun.
Contoh Soal
The
Corciva Inc. mempunyai data penjualan payung sebagai berikut :
-
Harga jual payung $50/unit.
-
Harga variabel sebesar 10% dari harga
jual dan biaya tetap sebesar $3000.
Hitunglah
:
- Jika pada tahun 2004 terjual 1000 unit payung, berapakah DOL ?
- Jika interest yang harus dibayar sebesar $5000, berapakah DFL ?
- Berapakah DCL perusahaan ?
Jawab :
- DOL = CM = 1.000($50-$5) = 45.000 = 1,07
EBIT
1.000(45)-3000 45.000-3.000
Artinya : perubahan te rhadap 1% penjualan akan mempengaruhi perubahan
sebesar 1,07% pada operating income.
- DFL = EBIT = 42.000 = 1,14
EBIT – INTEREST 42.000 – 5.000
Artinya : perubahan 1% pada EBIT
mempengaruhi perubahan EPS sebesar 1,14%.
- DCL = DOL x DFL = 1,07 x 1,14 = 1,22
Artinya : setiap perubahan 1% penjualan
akan mempengaruhi perubahan pada EPS sebesar 1,22%.
- Jika ditargetkan penjualan naik 10% pada satu tahun mendatang, maka diperkirakan EBIT perusahaan naik sebesar 10,7% (1,07 x 10%) dan EPSnya diperkirakan naik sebesar 12,2% (1,22 x 10%, atau 1,14 x 10,7%)
E. ANALISIS BREAK-EVEN
Banyak perencanaan kegiatan dalam perusahaan yang
didasarkan atas perkiraan tingkat output. Pemahaman hubungan antara skala
perusahaan, biaya operasi dan EBIT pada berbagai tingkat output disebut
analisis volume biaya laba atau cost profit volume analisis yang sering disebut
juga dengan break event analysis atau analisis break event. Suatu perusahaan
mencapai kondisi keuangan yang break even ketika hasil penjualannya sama dengan
biaya operasinya. Hubungan antara pendapatan penjualan, biaya dan laba dapat
diilustrasikan dengan gambar di bawah ini.
Biaya,
Pendapatan
(Rp)
Pendapatan
Total
Biaya
Total
BEP
Biaya Variabel
Biaya
Tetap
Q1 Qb Q2 Output
Jika dikaitkan dengan raporan laba-rugi terhadap konsep
biaya dalam ekonomi dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:
F. LAPORAN LABA-RUGI
Sales xxx TR
COGS (xxx) VC
GROSS
PROFIT xxx
Administrative
expenses (xxx)
Other
cash expenses (xxx)
Depreciation
expenses (xxx)
EBIT xxx Laba
Interest
exopenses (xxx)
EBT xxx
Tax (%) (xxx)
EAT xxx
Biaya-biaya yang lain sebelum EBIT adalah biata tetap
(FC). Atas dasar konsep biaya dan pendapatan di atas maka analisis break pont
dapat dilakukan.
Operating Break Even
Adalah untuk menentukan besarnya penjualan yang akan
memperoleh laba operasi (EBIT) mencapai brerak even.
Dan
atau
Cash Break Even
Pada komponen biaya tetap (FC) terdapat biaya depresiasi
yang merupakan non cash expense, jika biaya depresiasi dikeluarkan dari biaya
tetap maka dapat dihiting cash break even.
atau
SUMBER :
-
Dr.Ir.Agus
Zainul Arifin, MM ; “Manajemen Keuangan”
-
Prof.Dr.Ahmad
Rodoni & Herni Ali, HT, SE, MM ; 2010 “Manajemen
Keuangan”,edisi I, JAKARTA : Mitra
Wacana Media
-
Prof.Dr.Dermawan
Sjahrial, MM ;2010 “Manajamen Keuangan”.
Edisi 4, Jakarta : Mitra Wacana Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar